Senin, 07 Desember 2015



INSPIRATOR ANAK MUDA

          Aprilia Mila Alaika lahir di Magelang pada tanggal 11 April 2003 tepat pada hari Jum’at adalah seorang anak yang lahir di keluarga yang sederhana. Ia merupakan murid berprestasi di sekolahnya yaitu SDN Tidar 5 Magelang. Ia merupakan anak yang sangat gigih dalam menggapai ilmu yang bermanfaat.
          Di masa kecilnya ia tinggal bersama kedua orang tuanya dan kakak perempuannya yang bernama Ayu Dian Lestari. Ia sering menghabiskan waktu bermainnya bersama kakaknya. Walaupun mereka sering bermain bersama, tak jarang kakaknya usil menggoda hingga ia menangis.
          Di bidang pendidikan, orang tuanya sangat mendukung secara psikologis maupun finansial sehingga ia sangat bersemangat untuk menuntut ilmu mengingat usaha dan kerja keras dari orang tuanya untuk pendidikannya. Aprilia atau sering dipanggil Lala pernah mengenyam pendidikan di RA Musnu Nurul Hidayah  Salakan. Pada saat itu ia berangkat sekolah selalu diantar oleh ibunya. Ia sekolah di sekolah tersebut dari tahun 2008 hingga 2010.
          Setelah ia lulus dari RA Musnu Nurul Hidayah Salakan ia melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya yaitu SD (Sekolah Dasar). Ia melanjutkan sekolah di SDN Tidar 5 Magelang yang jarak dari rumah tidak terlalu jauh yaitu tidak sampai 1km. Saat bersekolah di SD tersebut prestasinya sangat menonjol di bidang akademis maupun nonakademis. Pelajaran yang sangat ia sukai yaitu mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) mengingat ia bercita-cita menjadi dokter.
          Sejak kelas 1 SD ia sudah mempunyai tingkat pemahaman yang lebih cepat dalam memahami materi pelajaran dibandingkan dengan teman-temannya. Hal tersebut berlanjut hingga sekarang yaitu di kelas 6 SD semester ganjil. Tidak heran dari kelas 1 hingga kelas 6 ia selalu memperoleh peringkat 1 di semester ganjil maupun genap. Ia selalu memperoleh hadiah dari guru saat pembagian hasil pembelajaran atau raport karena prestasinya. Hal tersebut selalu ia jadikan motivasi untuk lebih giat dalam belajar.
          Selain berprestasi di bidang akademis ia juga berprestasi di bidang nonakademis. Ia selalu mengikuti lomba yang diadakan oleh Dinas Pendidikan seperti cerdas cermat yang selalu diadakan di SDN Tidar 1 Magelang dan masih banyak perlombaan lagi. walaupun terkadang ia tidak menang tp hal tersebut ia jadikan sebagai pengalaman untuk lebih baik kedepannya. Selain itu ia selalu mengikuti event baik perlombaan maupun tidak yaitu marching band. Ia selalu menjadi mayoret atau gitapati yaitu orang yang memimpin drumben. Ia selalu memperoleh juara saat mengikuti lomba tersebut.
          Walaupun usianya masih muda namun ia sangat peduli dengan pendidikan dan prestasinya.

Minggu, 06 Desember 2015

Teks Iklan



IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

Iklan secara umum yaitu suatu alat yang digunakan untuk mempromosikan suatu produk atau jasa dari produsen kepada konsumen baik secara online maupun offline. Adapun pengertian layanan masyarakat yaitu iklan yang menyajikan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keselarasan dan kehidupan umum.

Berikut contoh dari iklan layanan masyarakat.



Teks iklan tersebut mengandung makna bahwa kebersihan lingkungan itu sangat penting dalam kehidupan kita demi masa depan yang cerah. Dengan langkah awal yang sederhana yaitu membiasakan diri untuk membuang sampah pada tempat sampah meskipun sampah tersebut berupa plastik yang berukuran kecil seperti bungkus permen, namun kebiasaan kecil tersebut sangat membantu dalam menjaga  kebersihan lingkungan kita. Langkah awal yang mudah kita hafal yaitu LPBBS yang merupakan singkatan dari Lihat Pungut Bawa Buang Sampah.

          Lingkungan akan lebih baik jika semua orang sadar dan bertanggung jawab akan kebersihan lingkungan, karena hal itu harus ditanamkan sejak dini.

MUSEUM JENDERAL SUDIRMAN



MUSEUM JENDERAL SUDIRMAN





             Jenderal Sudirman adalah seorang Panglima Besar TNI. Lahir di Desa Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Propinsi Jawa Tengah pada hari Seni Pon, tanggal 24 Januari 1916 dari Ayah Karsid Kartawiradji dan Ibu Siyem, menjadi anak angkat dari R. Tjokrosunaryo (Camat Rembang, Kabupaten Purbalingga). Beliau memiliki saudara bernama Moch. Samingan (Kepala LP. Cilacap). Setelah dewasa beliau memiliki seorang istri yang bernama Siti Alfiah dan dikaruniai 7 orang anak, yaitu Achmad Tidarwono, Didi Pratiastuti, Didi Suciati, Taufik Efendi, Didi Prijiati, Titi Wahyusetyaningsih, dan M. Teguh B.C. Beliau juga memiliki beberapa tanda jasa antara lain Bintang surya wisesa dari angkatan perang RIS pada tanggal 5 Oktober 1946, Bintang surya lencana perang kemerdekaan ke 1 & 2 pada tanggal 17 Agustus 1958,  Bintang Gerilya pada tanggal 10 November 1958, Bintang sakti pada tanggal 12 Agustus 1959, Bintang RI tingkat 2 & 1 pada tanggal 17 Agustus 1960, Bintang Kartika Ekapaksi kelas 1 pada tanggal l0 November 1968, Bintang Yuda Darma pada tanggal 3 Desember 1971.
         Pada tahun 1923-1935 beliau bersekolah di HIS Gubermen Purwokerto (tingkat SD), TAMAN SISWA, MULO WIWOROUTOMO  (setingkat SLTP), Perguruan Parama Wiworo Tomo. Beliau juga pernah menjadi guru HIS Muhammadiyah Cilacap, Kepala HIS Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, Kepala Sektor LBD (Luch Beshering Dienst), Anggota SYU SANGIKAI (DPR Kares, Banyumas).Tahun 1944 beliau mulai bergabung dengan PETA, menjadi perwira dan menghentikan pemberontakan anggota PETA lain. Namun pada tahun 1945 beliau di tahan Jepang di Bogor, akan tetapi beliau melarikan diri dan bertemu Presiden Soekarno setelah Proklamasi. Kemudian beliau kembali ke Kroya Banyumas mendirikan salah satu cabang Badan Keamanan Rakyat (BPR) dan mengurus penyerahan prajurit Jepang.
            Setelah itu, pada tanggal 12 November 1945 beliau terpilih menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat Jenderal, peletak dasar-dasar moral, mental serta kepemimpinan dan kepribadian TNI. Kemudian pada tanggal 25 Mei 1946 beliau diangkat sebagai Panglima Besar TNI dengan pamgkat Jenderal. Karena tanggung jawabnya sebagai Panglima Besar TNI yang sangat besar mengakibatkan Jenderal Sudirman jatuh sakit dan pada bulan November 1948 Jenderal Sudirman terinfeksi mengidap penyakit tuberculosis,yang mengakibatkan paru-paru sebelah kanannya harus dikempeskan dan dirawat di rumah sakit PANTI RAPIH.
            Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda meluncurkan Agresi Militer II untuk menduduki ibu kota di Yogyakarta. Hal ini yang menyebabkan Jenderal Sudirman beserta prajuritnya melakukan perang gerilya. Perang Gerilya tersebut dipimpin oleh Jenderal Sudirman selama 7 bulan dari Bintaran Yogyakarta sampai Pacitan. Selama perang Jenderal Sudirman mendirikan markas sementara di Solo dekat Gunung Lawu. Karena kelelahan setelah perang gerilya, penyakit tuberculosisJenderal Sudirman kambuh lagi. Kemudian beliau memutuskan untuk pergi ke Magelang untuk tempat beristirahat sampai beliau menghembuskan napas terakhirnya dan tempat tersebut yang sekarang menjadi Museum Jenderal Sudirman.
Bangunan kokoh yang berdiri di atas tanah seluas ± 400 m² merupakan salah satu bukti sejarah yang berada di Kota Magelang. Bangunan tersebut dikenal dengan Museum Sudirman. Bangunan ini berada di Jl. Ade Suryani Nasution No. C7 Badaan Kota Magelang. Bangunan yang berdiri pada tahun 1930 ini dibangun oleh orang-orang Belanda dan pernah ditempati oleh Almarhum Jenderal Sudirman.
            Setelah Jenderal Sudirman selesai melaksanakan tugas memimpin perang gerilya, beliau masih harus berjuang melawan penyakitnya yaitu tuberculosis. Karena paru-paru beliau yang hanya satu terinfeksi virus tuberkulosis maka Kota Magelang ditunjuk sebagai tempat untuk rujukan Jenderal Sudirman. Hal tersebut bertujuan untuk memulihkan kesehatan Jenderal Sudirman di tempat yang lebih aman dan tenang.
            Awalnya bangunan ini merupakan tempat persinggahan tentara Belanda. Namun,  karena Belanda sedang fokus terhadap penyerangan daerah Yogyakarta dan sekitarnya, bangunan ini mengalami kekosongan. Kemudian tentara Indonesia mengambilalih bangunan ini untuk tempat rujukan Jenderal Sudirman.
            Saat Jenderal Sudirman tinggal di rumah tersebut, beliau dirawat oleh dr. Soepardjo Roestam. Dr. Soepardjo Roestam merawat Jenderal Sudirman dengan penuh kasih sayang dan perhatian hingga Jenderal Sudirman wafat yaitu pada tanggal 29 Januari 1950 saat beliau berusia 34 tahun.                             
            Setelah beliau wafat, rumah ini dialihfungsikan menjadi museum oleh Soepardjo Roestam yang kemudian dinamakan Museum Sudirman. Museum ini terdiri dari 7 ruangan. Ruangan yang pertama yaitu ruang tamu. Di ruang tamu terdapat meja kursi yang dulunya dipakai oleh Jenderal Sudirman. Semua koleksi yang ada di ruang tamu hingga sekarang masih asli dan kokoh seperti meja dan kursi tamu.             
           Ruangan selanjutnya, yaitu ruang kedua, ruang kerja Jenderal Sudirman. Di dalamnya terdapat almari buku dan koleksi buku Jenderal Sudirman. Sekarang ruang tersebut digunakan untuk menerima tamu yang ingin berkunjung dan mengetahui dengan jelas tentang Museum Sudirman. Di sini terdapat koleksi foto Jenderal Sudirman saat pelantikan hingga memimpin perang gerilya.     
            Ruang ketiga yaitu ruang dokter. Ruang ini dahulu digunakan untuk ruang kerja dr. Soepardjo Roesman saat merawat Jenderal Sudirman. Di ruang ini terdapat replika tandu yang dahulunya merupakan alat bantu Jenderal Sudirman untuk memimpin perang gerilya. Tandu ini dibuat semirip mungkin dengan tandu asli yang sekarang disimpan di salahsatu museumyang terdapat di Yogyakarta.           
           Ruang keempat yaitu kamar tidur Jenderal Sudirman. Dulunya kamar tersebut digunakan oleh Sudirman untuk istirahat saat masih berada di Magelang. Di ruang tersebut terdapat ranjang tidur, kursi yang terbuat dari rotan dan almari pakaian, tetapi pakaiannya sudah dipindahkankesalahsatu museum yang berada di Yogyakarta.Ranjangtersebutmasihasli, hanya saja bantal danguling bukan yangaslinya.    
            Ruang kelima yaitu ruang dimana dahulu digunakan sebagai tempatberkumpul untuk keluarga Jenderal Sudirman. Ruang selanjutnya yaitu ruang makan yang merupakan ruang keenam. Disana terdapat mejakur simakan yang masihasli. Sekarang di ruang tersebut terdapat banyak koleksi foto dan lukisan saat perang penjajahan Belanda.            
            Ruang ketujuh yaitu ruang yang didalamnya terdapat sebuah papan atau meja yang digunakan untuk meletakkan jenazah Sudirman saat akan di mandikan. Ruang tersebut hanya terdapat sebuah meja yang panjangnya berkisar 2 meter.
            Semua ruang tersebut merupakan bangunan utama. Selain bangunan utama tersebut, terdapat bangunan yang berada di belakang museum yang biasanya digunakan untuk kegiatan budaya seperti sarasehan, lomba lukis dan sebagainya.

Oleh :   Adi Saputra
            Ayu Dian
            Wahyu Bimo S
            Yulia Ayu

Senin, 23 November 2015

TEKS BERITA



PERINGATAN HUT SMADA
(oleh Ayu Dian Lestari XII IPS 3)

          Ahad (18/10/2015) gelaran hari ulang tahun SMAN 2  Magelang (HUT Smada) dimulai. Hajatan peringatan itu dibuka secara resmi ole Drs. M. Ambar Waluyo, Plh. Kepala SMAN 2 Magelang dalam bentuk upacara di lapangan tengah SMAN 2 Magelang.
          Dalam rangka peringatan HUT Smada dengan tema “Passion for Bright Future”, OSIS Smada mengadakan berbagai lomba, lomba puisi, macapat, story telling, fashion show, menggambar, dan mewarnai. Perlombaan ini diikuti oleh berbagai sekolah dari tingkat TK,SD, dan SMP/Mts baik dari Kota maupun Kabupaten Magelang. Tidak semua lomba boleh diikuti oleh semua peserta. Lomba mewarnai dan fashion show diikuti oleh anak-anak TK. Untuk siswa-siswa SD lomba yang boleh diikuti yaitu lomba menggambar dan mewarnai, serta untuk siswa-siswi SMP/Mts yaitu lomba macapat, puisi, story telling, dan menggambar. Semua perlombaan tersebut dimulai pada pukul 09.00 WIB yang bertempat di kelas X MIA 1 sampai 6 dan kelas XII IPA 1 sampai 3.
          Dalam pelaksanaan perlombaan ini sebagian guru SMAN 2 Magelang ikut berpartisipasi menjadi juri lomba, seperti Ibu Rosyida, Ibu Eka Kristiani dan Ibu Lestari. Semua peserta mengikuti perlombaan dengan hati senang, penuh kreativitas, dan penuh sportivitas.
      Setelah mereka selesai mengikuti perlombaan, sembari menunggu pengumuman hasil perlombaan sebagian peserta menuju stand yang telah disediakan oleh panitia di lapangan basket guna membeli makanan maupun minuman. Selain menuju stand, terdapat berbagai siswa yang mengikuti kuis yang diadakan oleh panitia di panggung Smada. Bagi siswa yang berhasil menjawab kuis dengan benar akan memperoleh hadiah yaitu mug. “Ayo kita ikut itu biar kita dapat hadiah!!!!” ujar salah satu peserta lomba mewarnai kepada peserta lomba menggambar.
     Tibalah pukul 12.00 WIB pengumuman hasil perlombaan akan dibacakan oleh panitia yaitu Putri Pradana. Semua peserta memperhatikan dan mendengarkan dengan saksama, berharap mereka menang. Bagi peserta yang menang akan mendapatkan piala yang diserahkan oleh perwakilan juri. Setelah pengumuman selesai, peserta lomba bergegas pulang dengan penug sportivitas baik mereka yang menang maupun tidak. Mereka pulang dengan membawa pengalaman yang luar biasa.